Ini satu lagi pengalamanku sebelum bertemu Hanny. Aqu berpacaran dgn seorang gadis keturunan Jepang, sebut saja namanya Meywan. Ayahnya seorang Jepang yg telah menjadi WNI, sedangkan ibunya orang Indonesia asli keturunan Dayak. Jadi bisa dibaygkan anaknya berkulit putih mulus (kalau orang bilang kopi masuk tenggorokannya akan kelihatan).
Awal mula pertemuanku, pada sebuah pesta valentine yg akhirnya berlanjut sampai sekitar enam tahun. Memang pacaran merupakan awal bagi kami berdua. Maka aqu mencoba untuk mempelajari arti pacaran bersamanya. Mungkin malam itu merupakan malam pertama bagi kami mencoba suatu yg baru dalam berpacaran. Di sebuah gedung bioskop aqu dan dia bercumbu saling berciuman “hot” sekali sampai-sampai kami tidak tahu apa filem yg kami tonton. Kucium bibirnya sambil tanganku bermain di payudaranya. Kutekan ke dalam puting susunya, ia pun mendesah “Aahh…” aqu tak mengerti rasa apa ygsedang dialaminya. Tanganku terus aktif menelusuri kedua bukit kembarnya sambil terus mendengar desahan mesra yg keluar dari mulutnya. Pasangan di sebelahku tampaknya ikut memperhatikan tapi kubiarkan mungkin mereka ingin merasakannya juga.
Tanganku terus merayap membuka kancing celana jeans-nya dan menarik retsleting dan terus masuk ke dalam CD-nya sampai mendapatkan bukit berbulu halus. Kuusap-usap bukit itu dan jariku mulai mencari liang kemaluan ygtelah mulai basah keenakan. Jariku mulai memasuki lubang kemaluan itu dan terus bermain masuk-keluar, mulut mungilnya terus mendesah dan tubuhnya sedikit mengejang. Kurasakan bertambah basah kemaluannya, ternyata dia klimaks lagi. Kuambil tangan kanannya, kuantar ke kemaluanku, Meywan seakan mengerti dan membuka kancing dan menarik retsleting celanaqu. Ditangkapnya gagang kemaluanku yg sudah mulai menegang dipermainkannya, aqu cuma berbisik, “Kocok dong!” Ia pun mengerti, tangannya mulai bermain ke atas dan ke bawah membuatku keenakan. Mungkin ia melihat mataqu terpejam keenakan. Meywan terus mempermainkannya dgn tempo yg bertambah cepat, aqu cuma bisa mendesah “Terus Meywan, enak.” Semakin cepat tempo yg dilaqukan,semakin berdesir darahku. Tangan Meywan membuka lebih lebar retsletingku agar lebih leluasa tangannya bermain di kemaluanku.
Permainan dimulai lagi perlahan dan lama kelamaan semakin cepat.
“Jim kenapa? Enak ya.” Aqu cuma tersenyum sambil mengangguk.
“Aah.. ahhhsedikit lagi nich terus… ach.. ach… achhh…” keluar sudah air maniku, aqu segera menciumnya dgn penuh nafsu. Meywan berkata,
“Ih kok elo kencing sih… tangan gua basah nich.” Aqu segera berbisik menjelaskan apa yg terjadi, kulihat dia mengerti dan segera berbisik lagi,
“Ada tissue nggak?” Ia pun segera mengambil tissue dan mulai mengelap kemaluanku yg telah basah tadi. Aqu cuma berbisik,
“Makasih ya, enak loh, belajar dimana?”
Meywan tersenyum dan berbisik, 4:28 PM 3/10/2001”Loh kan elo yg ngajarin.”
Meywan tersenyum dan berbisik, 4:28 PM 3/10/2001”Loh kan elo yg ngajarin.”
“Iya bener,” jawabku sambil tersenyum.
Filem pun berakhir, kami pulang ke rumahnya dan pucuk di cinta ulam tiba, ayahnya belumlah sampai di rumah, kedua adiknya tidak pulang karena harus menginap di rumah saudaranya. Aqu pun tidak mau merugi. Kumanfaatkan kesempatan,
“Mau yg lebih enak nggak?” kutarik tangan Meywan dan mulai kukulum bibir mungilnya. Tanganku pun mulai aktif bermain di kedua bukit kembarnya. Kutekan ke dalam puting susunya ia pun mendesah
“Ach…” entahmengapa semakin aqu mendengar desahan Meywan semakin ganas mulutku bermain. Kujilati seluruh leher dari mulai tengkuk sampai ke lehernya, desahan Meywan pun semakin merangsangku. Sesekali kukulum bibir mungil Meywan. Ia pun sudah mulai mengerti dgn membalas kulumanku. Kujulurkan lidahku ke mulut Meywan dan memancing agar lidahnya juga terjulur. Aqu pun mengajarkan secara tidak sengaja
“French Kiss” yg menurut sementara orang merupakan cara berciuman yg paling nikmat.
Tanganku semakin aktif kubuka baju Meywan sampai terlihat kedua bukit kembar menantang ditutupi BH warna pink. Kutarik tangan Meywan ke arah kemaluanku. Kubuka BH penghalang itu dan lidahku mulai bermain, kujilati kedua puting susu kemerahan itu bergantian. Semakin kujilati dgn mesra semakin nikmat yg Meywan rasakan. Sesekali kupandang mata Meywan yg terpejam merasakan nikmatnya. Sesekali kusedot dan
“Ach… Jim terusss… Jim, enak bener… achh.. achhh Jim enakkk… terusss.” Kata-kata itu terus keluar dari mulut Meywan yg mungil. Lidahku semakin lincah mendengar suara desahan itu. Kujilati terus seluruh bukit kembar itu dan terkadang leher jenjang Meywan sampai ia merasakan nikmatnya permainan ini dan akhirnya,
“Aachhh…”tubuh mungil itu menggelinjang. Aqu segera mengerti bahwa Meywan telah klimaks untuk yg pertama. Tangan Meywan sudah semakin mengerti, dibukanya kancingdan restletingku, dipegangnya gagang pusaka itu dan dimainkannya naik turun. Perlahan tapi pasti dan dgn tempo yg semakin cepat.
“Achhh…” kurasakan semakin nikmat. Ternyata memang tak percuma pengalaman di bioskop tadi yg kuajarkan.
Darahku semakin berdesir, rasa nikmat tiada duanya kudapat. Segera kutundukkan kepala Meywan sambil kubisikkan,
“Isep dong!” Meywan pun mengangguk dan mulut mungil itu telah bermain dgn kemaluanku. Dijilatinya dari kepala sampai gagang dan sesekali dimasukkannya gagang itu ke mulutnya sambil kurasakan hisapan hangatnya. Tangan Meywan pun tak berhenti bergerak naik turun. Sesekali dihisapnya ujung kemaluanku, kulihat pipinya menggembung akibat mulutnya kemasukkan gagang wasiat peninggalan nenek moyg.
“Achhh…” keluar desahan dari mulutku. Semakin nikmat kurasakan, aqu pun segera menarik Meywan, kubuka celana jeans-nya dan kuarahkan lidahku kekemaluannya yg sudah membasah. Kujilati terus lubang kemerahan itu dan sampai ke klitoris merah yg menantang. Kujilati terus dgn perlahan tapi pasti. Terus kupandangi wajah Meywan yg terpejam kenikmatan. Tangan Meywan sesekali memegangi kepalaqu menahan nikmat yg kuberikan. Kupandangi lubang kenikmatan itu. Jari-jari nakalku mulai bermain. Kumasukkan jari telunjukku ke dalam kemaluan Meywan. Kupermainkan kemaluan itu dgn jariku, keluar-masuk. Terus kulaqukan sambil sesekali menambah tempo lebih cepat. Meywan pun menggelinjang, “Achh… achh… achhh…” Keluarlah air kenikmatan membasahi kemaluan Meywan.
Kulihat Meywan terkulai kenikmatan, kutarik tubuhnya dan kutempatkan di sofa single dgn posisi menantang menghadapku. Kuarahkan gagang kemaluanku ke lubang kemaluan Meywan sambil kuangkat kedua kaki indah itu di atas pundakku. Kuangkat sedikit pantat indah itu agar semakin mudah gagangku mengarah. “Echh.. echhh… blessss…” akhirnya berhasil juga gagang wasiat itu masuk, terus kugerakkan keluar masuk. Kulihat Meywan terbujur sambil matanya yg terpejam merasakan nikmatnya suasana. “Terus… terus… Jim, perlahan-lahan biar nikmat.” Aqu terus tanpa peduli memacu kemaluanku sampai akhirnya… “Achhh….” keluarlah air mani dari kemaluanku dan Meywan pun menggelinjang menahan air nikmat yg keluar dari kemaluannya. Kami terkulai lemas, kulihat Meywan tersenyum sambil berbisik,
“Mau lagi dong!” Aqu pun semakin tertantang, kutarik kepala Meywan dan sedikit kutundukkan, Meywan pun mengerti. Segera mulut mungil itu bermain di kemaluanku menjilati sampai bersih air maniku. Setelah bersih, kembali mulut mungil itu bermaindgn tongkat wasiatku. Gagang kemaluanku masuk ke dalam mulutnya dan tangan kanannya bermain naik turun. Gagang kemaluanku pun yg telah kuncup kembali menegang, darahku kembali berdesir. Nikmat yg kurasakan terasa lebih nikmat. Aqu tak kuasa berkata-kata cuma desahan dan nikmat yg luar biasa yg bisa kurasakan.
Setelah tak tahan merasakan nikmat yg luar biasa, aqu pun berbalik menarik Meywan untuk membangkitkan lagi rangsangan untuknya. Kujilati Kedua payudara menantang dan terus lidahku bermain sampai mengarah ke lubang kemaluan Meywan. Kujilati habis bagai anjing yg kehausan, terus kujilati sambil sesekali melirik Meywan yg semakin teransang kenikmatan. Kubukalebar kedua paha Meywan sehingga terlihat lubang menganga yg menunggu kedatangan gagang wasiatku. Kujilati klitoris kemerahan dgn perlahan tapi pasti,
“Achhh…” Meywan kembali mencapai klimaks. Melihat Meywan terkulai lemas kuangkat tubuhnya sehingga menghadap membelakangiku. Kuangkat sedikit pantat Meywan sehingga membuat posisi menungging atau kalau orang barat bilang “doggy style”. Kuarahkan gagang kemaluanku, tetapi terasa sulit sekali untuk masuk. Terus aqu berusaha sampai akhirnya kubuka sedikit kedua paha Meywan. Kuhujam gagang kemaluanku dan akhirnya dgn sedikit usaha masuk kembali gagang itu ke kemaluan Meywan. Tanganku berpegang pada kedua pinggul Meywan dan perlahan tapi pasti kupacu gagang kemaluanku keluar dan masuk lubang kemaluan Meywan. Agak seret memang posisi ini dibanding posisi sebelumnya, sehingga agak sulit bagiku untuk menambah tempo, tapi aqu terus berusaha menambah tempo. Semakin cepat dan semakin cepat, “Jim pelan-pelan, sakit,” tiba-tiba kata-kata itu keluar dari mulut Meywan.
Sebentar kupandang wajah Meywan yg meringis kesakitan,
“Tapi enak kan?” Kulihat Meywan mengangguk, maka semakin tidak pedulilah aqu terus memacu gerakan keluar masukku. Terus kupacu sampai sekitar 15 menit kurasakan cairan hangat mulai membasahi kemaluanku. Meywan mulai terkulai lemas, tanpapeduli terus kupacu gagang kemaluanku untuk terus mencapai klimaks. Memang terasa lebih lama permainan yg sekarang dibanding permainan tadi, terus kupacu sampai akhirnya kurasakan sesuatu akan melesak keluar dari kemaluanku. Kucabut keluar gagang kemaluanku dan kubalikkan tubuh Meywan yg sudah terkulai lemas. Kukocok sendiri gagang kemaluanku dgn tempo tinggi sampai akhirnya
“Achhh… ssshhh…” keluar air maniku dan kuarahkan ke payudara Meywan. Aqu pun terkulai lemas dan kubisikkan Meywan agar mengusap air maniku ke seluruh permukaan payudaranya.
“Biar lebih kenceng,” kataqu. Meywan cuma diam dan melaqukan apa yg kuinginkan. Setelah selesai,
“Masih mau yg lebih enak lagi?” tanyaqu.
“Iya dong,” jawab Meywan sambil terkulai lemas. Aqu cuma mengangguk sambil mengingatkan bahwa ayahnya sebentar lagi pulang.
Kami segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Betul saja tak lama kemudian terdengar suara klakson mobil, aqu segera keluar membukakan pintu garasi.
“Selamat malam Om,” sapaqu. Ayah Meywan hanya tersenyum dan masuk ke rumah. Setelah bercanda sebentar aqu pun pamit pulang. Kubisikkan,
“Nanti gua ajarin lagi yg lebih enak.” Meywan cuma tersenyum dan mengangguk tanda setuju. Aqu pun segera pulang dgn hati senang.
__________________
• TAMAT •
__________________
• TAMAT •
Tidak ada komentar:
Posting Komentar