konsultasi adalah suatu tindakan dimana seseorang menanyakan kondisi tubuhnya. Biasanya lebih ke kesehatan maupun kejiwaan.
Simak kisah dewasa terbaru berikut ini. Aku bingung melihat ranjang tersebut karena panjang ranjang tersebut tidak sepanjang ranjang-ranjang yang biasa ada ditempat-tempat praktek dokter, panjang ranjang ini hanya sampai sebatas pantatnya saja, sehingga kedua kakinya terjuntai kebawah, Akupun melihat adanya keanehan dengan ranjang ini, dimana disamping kiri dan kanan kedua kakinya ada bantalan cekung dan letaknya lebih tinggi dari ranjangnya.
Simak kisah dewasa terbaru berikut ini. Aku bingung melihat ranjang tersebut karena panjang ranjang tersebut tidak sepanjang ranjang-ranjang yang biasa ada ditempat-tempat praktek dokter, panjang ranjang ini hanya sampai sebatas pantatnya saja, sehingga kedua kakinya terjuntai kebawah, Akupun melihat adanya keanehan dengan ranjang ini, dimana disamping kiri dan kanan kedua kakinya ada bantalan cekung dan letaknya lebih tinggi dari ranjangnya.
Setelah selesaimempersiapkan peralatannya, sang dokter menghampiri ranjang tersebut, melihat posisi rebahan Aku diatas ranjang, dokter itupun tersenyum simpul,
“Ibu, baru pertama kali yach datang kedokter kandungan??,” tanya sidokter tersenyum.
Tanpa menunggu jawaban Aku, sang dokterpun mulai mengangkat kaki Aku satu persatu dan menempatkan dibantalan cekung yang berada disamping kiri kanan kaki Aku itu, perbuatan sidokter membuat Aku terhenyak, Aku tahu dengan posisinya dimana kedua kakinya terangkat dan terbuka lebar ini, kemaluannya akan Nampak jelas didepan sidokter, mukanyapun menjadi merah karena menahan malu, melihat Aku yang tersipu-sipu malu dan wajahnya menjadi merah, sidokter hanya tersimpul dan diapun merasa yakin sekali bahwa ini adalah kunjungan yang pertama Aku ke dokter kandungan.
“Maaf, yach, Bu,” si dokter berkata saat jari jemarinya mulai menyentuh bibir vagina Aku.
“Hhmmmhh….,” Aku hanya bisa mengangguk, karena menahan malu dan perasaan yang aneh saat jari-jari sidokter menyentuh bibir vaginanya.
Kedua jari tangan kiri sidokter mencoba untuk sedikit membuka lubang vagina Aku dari sebelah atas, sehingga clhitoris Aku tersentuh oleh telapak tangan sidokter, sementara tangan kanan sidokter mencoba untuk memasukkan peralatan hampir seperti corong, agak lumayan lama sidokter berkutat untuk memasukkan alat itu kelubang vagina Aku, sementara Aku merasakan geli yang aneh dan nikmat saat clhitorisnya tergesek-gesek oleh tangan sidokter, akibatnya gelora birahi Aku mulai bangkit, vaginanya mulai basah.
“Ouugghhh…..ssshhhh,” Aku menjerit lirih saat merasakan alat yang seperti corong berdiameter 3cm terbenam di dalam lubang senggamanya, pantatnya terangkat sedikit, kedua tangannya mencengkram pinggiran ranjang dengan erat.
“Maaf..bu.!! sakit…!! Tahan sebentar yach, saya akan mulai memasang spiralnya,” kata sidokter.
Si dokter merasa heran dengan kondisi lubang vagina Aku yang masih sempit ini, dalam hatinya ia berkata,
“gila nich ibu, udah keluar satu anak, tapi masih sempit begini, sepertinya juga jarang dipakai oleh suaminya,”, sambil tangannya memijat-mijat pelan kedua belah bibir vagina Aku dengan tujuan untuk membuat rileks otot-otot vagina Aku, saat ia sedang memijat-mijat itu dari corong kacanya itu ia melihat lubang vagina Aku yang berwarna merah muda itu berkedut-kedut, belum pernah selama ia praktek melhat kejadian ini, karena sudah berpengalaman ia mengetahui bahwa tebakannya itu betul, vagina Aku jarang dipakai oleh suaminya, karena hanya dengan alat yang teronggok diam saja vagina Aku sudah basah.
“Hhhhmmmm…sssshhhh….hhhmmmm…..ssshhhh..” Aku merintih lirih menikmati pijatan-pijatan lembut dibibir vaginanya dan merasakan sumpalan alat dilubang senggamanya.
Mendengar lirihan Aku, sidokter semakin yakin dengan tebakannya itu, dalam hatinya membatin,
”kalau kuentot mau tidak yach ini ibu???, atau malah nanti dia marah??..”
Setelah melihat cengkraman dinding vagina Aku dialatnya mulai mengendur, sidokterpun mulai mengambil spiral berbentuk T dan penjepitnya, lalu melalui corong tadi ia mulai memasukkan spiral tersebut menggunakan penjepit, karena corong itu terbuat dari kaca ia bisa melihat keadaan didalam lubang vagina Aku, setelah tepat disasaran, iapun sedikit menekan penjepitnya kemudian ia melepaskan jepitan di spiral tersebut dan menarik keluar jepitannya, sambil memegangi kedua bibir vagina Aku, sidokter memastikan spiral tersebut terpasang dengan benar, kemudian dengan perlahan-lahan corong itu ia tarik keluar dari lubang vagina Aku, gesekan yang ditimbulkannya membuat Aku mengerang lirih.
Setelah terlepas, sidokter kembali memijat-mijat vagina Aku, sebetulnya pijatan-pijatan itu tidak perlu dilakukan, dan belum pernah ia lakukan selama ia praktek, saat ini ia lakukan karena ia terangsang dengan bentuk vagina Aku, dalam hatinya ia juga merasa heran kenapa saat ini ia terangsang ingin melakukan persetubuhan dengan pasiennya. Aku sendiri yang dari tadi birahinya sudah bergejolak, merasakan pijatan-pijatan lembut yang saat ini sedang dilakukan oleh sang dokter semakin membuat birahinya membara, erangan-erangannya semakin sering terdengar, tubuhnyapun menggelinjang-gelinjang karena geli dan nikmat.
“Oh..baru pijatan tangannya saja sudah membuatku melayang-layang, apalagi kalau dia sodok aku dengan kemaluannya, Oh gila betul rangsangan ini,” Aku berkata dalam hatinya.
Tangan Aku yang tadi sedang mencengkram ranjang mulai beralih kepayudaranya sendiri, dari balik jubahnya iapun mulai meremas-remas kedua bukit kembarnya, merasa kurang puas karena terhalang oleh BH dan jubah yang masih menutupi tubuhnya, Aku kemudian melucuti semuanya sehingga sekarang Aku telanjang bulat didepan sang dokter, tangannya kembali meremas-remas kedua bukit kembarnya itu, mulutnya mendesis-desis menandakan Aku sedang menikmati semua itu.
Sang Dokter yang melihat aksi Aku melucuti jubah dan Bhnya serta aksi remasan tangan Aku dikedua bukit kembarnya itu tersenyum simpul,
“nampaknya ia mulai terangsang dengan pijatan-pijatanku,”, lalu tanpa menghentikan pijatannya, ia pun mulai menciumi clhitoris Aku yang mulai terlihat dan mengeras, tidak hanya diciumi saja, tapi ia jilati dan hisap-hisap clhitoris Aku yang membuat Aku semakin menggelinjang merasakan kenikmatan permainan lidah sidokter, aksi sidokter semakin menggila, jari tengah salah satu tangan yang sedang memijat-mijat itu mulai menerobos lubang kenikmatan Aku, dengan gerakan perlahan-lahan sidokter mulai mengeluar-masukkan jari tangannya itu, akibatnya lubang vagina Aku semakin basah, erangan-erangan Akupun semakin sering terdengar.
Pantatnya semakin sering terangkat seolah menyambut sodokan jari tangan sidokter, kepalanya bergoyang kekiri kekanan, tubuhnya kadang-kadang melenting, Aku betul-betul menikmati serangan-serangan sang dokter dikemaluannya.
“Ouughhhh….dddoookkk….eenaaaakkk…aakhhuuu…mau..kel luaarr…ssshhh…aagghhhh..”Aku merintih-rintih kenikmatan.
“Ssssrr……ssssrrrr….ssssrrrr……” vagina Aku memuntahkan lahar kenikmatannya.
Tubuh Aku mengejang, sang dokter merasakan hangatnya air kenikmatan Aku yang membasahi jari tangannya.
“Enak, Bu!!,” tanya sidokter.
“Iyaachh…”Aku menjawab dengan nafas yang masih tersengal-sengal, matanya terpejam menikmati sisa-sisa kenikmatan yang baru saja ia rengkuh.
Tanpa buang waktu lebih lama lagi, sang dokterpun mulai melucuti seluruh pakaiannya, sehingga sekarang iapun telanjang bulat, Nampak kemaluannya sudah berdiri dengan tegak, ukurannya lumayan besar dan panjang, diapun mulai mengelus-eluskan kemaluannya dibibir vagina Aku, membuat Aku menggelinjang, dengan pelan-pelan sang dokterpun menyelipkan kepala kemaluannya di lubang vagina Aku, setelah merasa tepat disasaran sang dokterpun mulai melesakkan kemaluannya kedalam lubang vagina Aku, setahap demi setahap.
“Sleeepp….bleeessss….bleessss…..”
jalantol sang dokter mulai terbenam seluruhnya dalam lubang kemaluan Aku, Aku yang merasakan jalantol dokter itu mulai memasuki lubang senggamanya, mendesis lirih. Hatinya membatin,
”lumayan besar juga kemaluannya, tapi tidak sebesar punyanya pak Sugito”.
“Ssshhh….aaaaghhhh..dook…kemaluanmu besar juga…. sssshhhh….puaskan aku dengan kemaluanmu ssshhhh…”desis Aku.
Dengan perlahan-lahan Sang dokter mulai mengeluar-masukkan kemaluannya didalam lubang senggama Aku, kedua tangannya berpegangan dipaha Aku, lama-lama gerakan maju-mundur sang dokter semakin cepat, keringatpun mulai mengalir dikedua tubuh mereka, udara dingin didalam ruangan praktek karena AC tidak menghalangi keluarnya keringat mereka. Erangan Aku dan sang dokter semakin terdengar, lenguhan-lenguhan nikmat keluar dari kedua mulut mereka.
“Ouughhh…dookkk…teeruusss…ssooddokkk .vaginakuuuu…dengaaannn kkonttolmu..ituuu… aaaggghhhh…” Aku mengerang kenikmatan menikmati sodokan jalantol sang dokter di lubang senggamanya.
“Hhhhmmmm…aaaaghhh…vaginamuuu…benaaarr-benaar..sseeemmpitt enaaakkk… oouughhh … koontooolllkuuu…teerjeppiitt…bbeetulll… “ Sang Dokterpun melenguh keenakan merasakan jepitan dinding vagina Aku dibatang kemaluannya..
“Teekkaaannn…lebih daaalllaamm…dookk.. yaaahh..begituu..ssshhhhh…oouughhh…,” rintih Aku meminta sang dokter untuk menekan lebih dalam, yang dituruti oleh sang dokter, dengan hentakan-hentakan yang lebih dalam, hingga kemaluannya terbenam sampai pangkalnya saat sang dokter mendorong masuk kemaluannya Tak lama kemudian nampak gerakan sang dokter bertambah cepat dan mulai tak beraturan, sementara itu tubuh Akupun semakin sering terlihat melenting dan pantatnya semakin sering terangkat berbarengan dengan sodokan jalantol sang dokter, lenguhan dan erangan mereka bertambah kencang terdengar dan saling bersahutan, nampaknya kedua insan ini akan merengkuh puncak kenikmatan persetubuhan mereka.
“Ouughhh…doookkk…aaaakkkkuuu…kkeeelluuarrr,” Aku mengerang tubuhnya melenting.
“Akkkhhuuu…juuggaaa…mmaaauuu….ooouugghhhh..” sang dokterpun melenguh, dan menekan
dalam-dalam kemaluannya didalam lubang senggama Aku, lalu terdiam.
Creeetttt…..ssssrrrr…..ccrreeeettt…..ssssrrrr…..Kedua kemaluan mereka akhirnya memuntahkan lahar kenikmatan berbarengan, sand dokter merasakan batang kemaluannya tersiram oleh hangatnya lendirkenikmatan Aku dan ia juga merasakan dinding vagina Aku berkedut-kedut meremas-remas batang kemaluannya, Aku sendiri merasakan dinding rahimnya tersemprot oleh cairan hangat sperma sang dokter dan Aku sendiri merasakan pada dinding vaginanya batang jalantol sang dokter berdenyut-denyut.
Kemudian sang dokter mencabut batang kemaluannya dari jepitan vagina Aku setelah ia merasakan remasan-remasan dinding vagina Aku berhenti dan kemaluannya mulai mengecil, saat kemaluannya tercabut dari lubang kenikmatan Aku, terlihat olehnya cairan spermanya bercampur dengan lendirkenikmatan Aku mulai mengalir perlahan dan menetes jatuh keatas lantai.
Setelah nafas mereka kembali normal, mereka mengenakan pakaian mereka kembali, kemudian sang dokter memberi tahu Aku bahwa spiral yang ia pasang itu bisa bertahan untuk 5 tahun, tetapi alangkah bagusnya setiap 3-6 bulan sekali harus diperiksa, untuk memastikan letaknya tidak berubah atau lebih parahnya terlepas. Aku mengangguk tanda mengerti dalam hati Aku berkata ,”pasti aku akan balik lagi, untuk menikmati sodokan-sodokan kemaluanmu lagi,”
Sebelum pulang Aku bertanya berapa biaya yang harus dibayar olehnya, yang dijawab oleh dokter itu dengan senyuman dan kecupan ringan dibibir Aku, gratis!!! bisiknya
Akupun pulang dengan tersenyum simpul, dalam hatinya ia membatin bertambah satu lagi koleksi jalantol yang bisa membuat puasku, yang bisa menghilangkan dahaga batinku. Dan sekarang ia tidak akan takut hamil bila melakukan persetubuhan dengan siapapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar