Cerita Sex Desakan Nafsu Birahi - Warung Cerita Sex

Rabu, 14 Maret 2018

Cerita Sex Desakan Nafsu Birahi

Warung Cerita Sex - Cerita Sex Desakan Nafsu Birahi - Berawal dari Anak kandungku yang mau melahirkan, sementara suaminya yang bernama Bimbin ingin menjemputku karena mereka tinggal di Papua.



Anakku memintaku untuk menungguinya sampai dia lahir kata dokter satu atau dua minggu lagi bayinya mau keluar, suaminya sudah mengatur jadwal pemberangkatannya dan mengurus ijin kantornya.

Ini merupakan kunjungan ke 2 kalinya di papua yang pertama saat dia menikah aku datang kesana,

Bimbim menantuku tinggal 3 hari  dirumahku, sampai dapat tiket untuk menuju ke tanjung perak,

kira kira butuh waktu 3 hari sampai di sana, dan baru pertama kali ini aku menaiki kapal besar ,

Bimbim sudah menyiapkan kamar untuk kami istriahat di dalam kapal.

Dengan ukuran yang kecil kira kira 3 meter dan hanya muat 2 orang saja, saat masuk kamar aku begitu kaget ternyata kapal ini ada juga kamarnya walaupun kamar yang aku tempati adalah kelas 3.

Soalnya jika kelas 1 lebih mahal katanya Bimbim, malam pun tiba aku ingin istirahat sedangkan Bimbim ingin menyelesaikan laporan kantornya di dalam kamar kapal.

Sedikit cerita aku sudah ditinggal suamiku karena meninggal dunia dan aku sudah menjanda sejak 8 tahun terkhir umurku saat ini 44 tahun, kali ini aku tidur bersama menantuku,

Sempat berpikiran untuk menjerumus tapi aku ingat bahwa dia adalah menantuku, dengan sopan Bimbim mempersilahkan aku untuk tidur duluan.

Bebepa jam aku tertidur lelap tapi aku merasa ada yang menyentuh tubuhku, kubuka mataku suasan petang,

sepertia biasa aku kalau tidur tidak memakai BH aku menduga bahwa Bimbim yang memelukku dan menyentuh tubuhku,

tapi aku lihat ia sedang tertidur pulas dan aku tak berani untuk membangunkannya karena kakinya menindih pahaku.

Aku serba salah dengan posisi tidurku kalau aku bangunkan dia entar dia malah kaget, karena dia sudah mengorok dan menikmati tidurnya.

kalau tidak aku bangunkan aku yang kasihan karena posisi tidurku mepet, terpaksa aku memilih diam dan menenangkan diriku, rupanya saat bergesekan tubuh Bimbim telanjang tanpa pakaian.

Dan persentuhan paha kami juga menandakan bahwa Bimbim tidak memakai celana panjang.

Mungkin dia hanya memakai celana pendek atau justru celana dalam saja, pikirku. Aku dag -dig-dug membayangkan dia tidur telanjang.

Kupejamkan mata dan berusaha tidur lagi sambil berharap Bimbim melepas pelukannya sehingga aku bisa berguling ke dinding kapal memunggunginya.

Namun sampai terkantuk-kantuk harapanku tak terkabul..

Sampai aku terlelap lagi tangan dan tubuh kekar Bimbim masih menelangkupi dadaku dan pahanya menindih pahaku.

Mungkin ia tengah membayangkan tidur dengan istrinya, pikirku. Aku semakin bisa memaklumi dan tidak begitu peduli lagi dengan posisi tidur kami.

Beberapa lama kemudian, aku menggeliat dan terbangun lagi. Kini tubuh kekar Bimbim ternyata sudah ada di atasku, menindihku.

Bahkan terasa pahaku dikangkangkannya sehingga celana dalamnya tepat di atas celana dalamku karena dasterku sudah tertarik ke atas.

Tonjolan penisnya yang tegang terasa sekali. Remasan tangannya di payudaraku, meski masih tertutup daster, membuatku meronta.

Bimbim! Apa-apaan ini? Aku ibu mertuamu, Bim!Ucapku setengah berteriak takut terdengar kamar sebelah sambil tanganku menolakkan dada telanjangnya.

Ugh, maaf bu, kukira tadi aku tidur dengan istriku. Sudah hampir sebulan aku puasa, bu? 

Iya, tapi jangan dilampiaskan ke aku dong,kataku jengkel sambil menepis tangannya yang nakal.

Sementara selangkanganku tak berkutik terpaksa menerima dan merasakan tekanan penisnya yang terbalut celana dalam.

Ak.. aku cuma ingin memeluk-meluk saja kok, bu. Tidak sampai itu?jawabnya polos.

Aku kuatir kamu lupa dirilalu memperkosaku?belaku sambil berusaha menyingkirkan pahanya tapi tenagaku tak cukup kuat.

Sumpah, bu. Aku cuma ingin memeluk-meluk saja dan tidak bakalan memperkosa. Kalau aku mau pasti dari tadi celana dalamku dan ibu sudah kulepas?balasnya.

Aku berhenti berontak sambil memikirkan kata-katanya. Benarkah ini terjadi hanya karena dia sedang bernafsu setelah sebulan tidak ketemu istrinya.

Egh.. ugh, kini bukan hanya remasan, tapi malah gigitan kecil yang terasa di putting kananku yang masih tertutup daster. Puting kiriku terasa dipelintir kecil.

Greeeng, kurasakan nikmat sesaat. Sudah lama aku tak merasakan kenikmatan ini. Ada keinginan untuk berontak namun ada juga dorongan untuk menikmati kemesraan ini.

Benar ya, Bim. Janji, tidak boleh copot celana dalam?tantangku.

Iya, bu, aku janji tidak akan mencopot celana dalam kita? 

Hshhh hsshh perlahan aku semakin menikmati cumbuannya. Rasanya ingin mengulang kenikmatan saat suamiku masih ada.

Meski agak canggung, pelan-pelan tanganku malah memeluk punggung Bimbim yang menaikkan posisinya hingga kepala kami sejajar. Ia mulai mengecup-ngecup wajahku.

Aku berusaha melengos tapi tangannya sudah memegang kedua pipiku dan bibirnya mendarat di bibirku.

Ufh bibirku disedotnya, lidahnya memasuki mulutku. Mula-mula aku pasif, tapi lama-lama ikut aktif juga bersilat lidah. Kami saling sedot dan isep lidah dan bibir.

Bu, dasternya dilepas saja ya,mendadak Bimbim berkata setelah kami lelah berciuman.
Ingat janjimu, Bim..kataku.

Aku kan janji tidak melepas celana dalam kan, bu?jawabnya sambil perlahan tangannya menari k dasterku ke atas.

Entah kenapa aku tak mampu menolak dan hanya pasrah ketika daster itu dilempar entah kemana, dan kami tinggal berbalut celana dalam.

Yang kulakukan kemudian hanya memejamkan mata ketika tubuh kekar itu memelukiku, menghisapi susuku kiri kanan dan menekan-nekan selangkanganku, menjilati sekujur tubuh.

Aku menggelinjang kenikmatan sambil mempererat pelukanku di punggungnya. Oooh aku malah terlena. Tubuh kami basah mandi keringat.

Pantatku mendadak terangkat ketika salah stau jari Bimbim mengelus bibir memekku yang masih tertutup celana dalam.



Bim, jangan? 

Aku hanya mengelus dari luar kok, bu?

Nanti aku jadi terangsang, Bim?

Nggak apa-apa kan, bu. Saat ini kita saling memuaskan saja deh, bu. Aku akan bikin ibu orgasme tanpa membuka celana dalam ibu?

Benar saja, sejurus kemudian sensasi hebat kurasakan ketika gesekan dan pijatan jemari Bimbim di bawah perutku semakin liar.

Aku segera merasa ada sesuatu yang mengalir keluar dari memekku.

Ibu sudah basah ya?Tanya Bimbim nakal. Aku jadi malu dan pilih diam saja sambil terus menikmati rabaan gila itu.

Ya, aku memang sudah hampir orgasme dan Bimbim tahu itu. Serta merta ia memutar posisi tubuhnya hingga mulutnya dapat menjilati celana dalam di bagian selangkanganku.

Kakiku dinaikkannya dan tubuhku agak diseret turun, sementara bagian celana dalam-nya tepat di depan wajahku.

Uh uh sambil memegang kedua pahaku Bimbim memainkan lidahnya sedemikian hebat. Menjilati paha, perut lalu semakin turun hingga tepat di bibir memekku.

Ia tak canggung menggigit-gigit celana dalam ku dan menekannya dengan lidah sehingga masuk..

Aku semakin basah. Banjir. Ooh Bim Bim..Aku mulai mengejan berkejat-kejat, menumpahkan semuanya sampai merembesi celana dalam dan Bimbim menghisapinya kuat.

 Tangan kananku dipegang Bimbim dan ditaruhnya di gelembung celana dalam-nya yang berisi penis tegang itu.

Tanganku diremas-remaskannya di benda tumpul lunak-keras yang panjangnya sekitar 17cm itu.

Aku yang semula canggung jadi makin terbiasa, malah akhirnya terbawa nafsu untuk menciuminya meski dari luar celana dalam.

Bimbim mendesis ketika barangnya kujilat dan kukocok-kocok dari luar.

Ak aku mau keluar juga, bu?erangnya ketika tanganku bergerak lebih kuat dan sekejap kemudian kurasakan penisnya menekan kuat bergetar-getar memuncratkan isinya di dalam celana dalam.

Barang itu terus kuperas habis sampai akhirnya melemas dan tubuh Bimbim menggelosoh kecapaian dan dagunya diletakkan di memekku.

Satu sama! Dia ejakulasi sekali, aku juga orgasme sekali.

Cape ya, bu?tanyanya sambil memelukku. Dengan manja aku menyorongkan kepala ke dadanya yang berbulu. Tangannya segera meremas susuku lagi.

Sudah dulu, Bim?bisikku sambil menghentikan remasannya.

Berarti nanti lagi ya, bu?Aku tak menjawab dan cuma memberinya remasan kecil dipenisnya yang telah mengecil. Oh, nikmatnya seks .

Ini jam berapa, Bim? 

Paling masih sekitar jam 12 malam, bu. Masih dua hari lagi kita sampai. Aku akan puasi ibu selama dua hari ini. Kita tidak perlu keluar kamar? 

Gila, pikirku! Selama 2 hari 2 malam main seks dengan Bimbim? Apa aku bisa tahan untuk tidak melepas celana dalam? Mungkin aku masih tahan, tapi Bimbim? Namanya juga laki-laki,

kalau nafsunya naik pasti main paksa. Bagaimana kalau aku jadi hamil? Sudah lama aku tak minum pil KB lagi.

Aku merinding manakala membayangkan dihamili Bimbim. Tapi aku tak mau lepas juga dari pelukannya. Tak peduli tubuh kami bersimbah keringat dan seprei ranjang acak-acakan.

Malam pertama itu kami ulangi tiga kali lagi pergumulan nikmat itu. Beruntung malam itu kami masih kuat bertahan tak lepas celana dalam,

meski celana dalam yang kami pakai sudah kuyup terkena air mani berkali-kali.

Kami tak dengar lagi bel makan pagi karena saat itu masih terlelap. Bangun sekitar jam 10 siang kudapati tubuh kami masih berpelukan.

Susuku yang berbeha nomor 36 menempel lekat di dadanya. Cahaya remang-remang dari jendela kaca membuat wajahku memanas, malu.

Kalau semalam kami tak saling melihat wajah karena gelap aku masih bisa menahan malu, maka siang ini kami harus bertatap muka.

Kuperhatikan Bimbim yang terpejam. Gila! Tubuhnya benar-benar seperti Bima dalam pewayangan.

Besar, kekar agak hitam dengan rambut di dadanya. Dadaku berdesir setiap kali rambut itu menerpa putingku.

Perlahan kulepaskan diriku dari pelukannya dan dia kudorong sampai telentang. Tonjolan di balik celana dalam-nya dan helai-helai rambut yang mencuat dari celana dalam itu menjanjikan suatu kenikmatan yang ah, mestinya tak boleh kubayangkan.

Dan beruntung memang semalam aku belum merasakannya kecuali dari luar celana dalam. Aku tak bisa membayangkan barang itu menusukku. Perlahan aku menuruni ranjang.

Mau kemana, bu?Mendadak Bimbim terbangun dan menarik tubuhku kembali dalam pelukannya.
Mau mandi, Bim,jawabku.

Nanti sajalah, bu, agak sore saja. Hari ini aku mau kita di ranjang ini saja. Kalau ibu lapar bisa makan roti yang sudah kubeli.

Aku tak berdaya ketika Bimbim menggulingkan tubuhku kembali ke ranjang. Menelentangkanku lalu memanjat dan menunggangikuku lagi.

Ufhh lagi-lagi toket montokku jadi bulan-bulanan mulutnya, demikian pula tekanan-tekanan pada memekku membuat pahaku semakin terkangkang lebar.

Sedikit demi sedikit gairahku meletup lagi, terlebih setelah merasakan tonjolan zakar Bimbim menggesek-gesekku dengan ketat.

Bim, lama-lama aku nggak kuat kalau dirangsang begini terus?bisikku.

Kalau nggak kuat ya tinggal dikeluarin saja to, bu,jawabnya sambil mencucup putingku dan menyedotnya.

Maksudku, aku takut nanti jadi kepingin buka celana dalam egghh .. jangan keras-keras, Bim? desahku. Bimbim mengurangi tekanan di memekku.

Aku kan sudah janji tak akan buka celana dalam ibu. Tapi kalau ibu dengan sukarela buka sendiri ya bukan salahku lho hehehe?guraunya sambi mencium bibirku.

Untuk variasi, coba deh ibu di atas tolong diisepin toketku dong, bu?pintanya manja. Aku mandah saja ketika ia memelukku lalu menggulingkan tubuhnya hingga telentang dan aku menindihnya.

Dibimbingnya kepalaku ke putingnya. Pelan kujilat-jilat lalu kuisap.

Yang kuat, bu? erangnya sementara tangannya bergerak turun ke arah pantatku. Meremas dan menekan-nekannya sambil mengayun zakarnya ke atas sehingga bertemu dengan memekku meski masih terbungkus celana dalam.

Sejenak kemudian pahaku dibukanya dengan dua tangan lalu tangan itu mulai mengobok-obok daerah sensitifku itu. Sebentar saja aku kembali basah.

Bim, oh Bim.. aku mau keluar,desisku tak tahan. Namun Bimbim mendadak menghentikan gerakan tangannya sehingga aku blingsatan.

Teruskan, Bim,pintaku sambil meletakkan tangannya di memekku lagi, tapi ia tetap diam.
Jangan buru-buru, bu.

Makin lama makin nikmat kan?godanya membuatku tak sabar. Nafsuku yang sudah di ubun-ubun minta penuntasan segera tapi Bimbim sengaja menggodaku.

Entah dapat kekuatan dari mana tiba-tiba aku jadi beringas. Kududuki perut Bimbim lalu kuambil tangan kanannya, kupilih telunjuknya lalu kubawa ke arah memekku.

Kusisipkan jari itu di sela-sela celana dalam ku dan segera kumasuk kan ke liang memek.

Bim, tolong kau puasi aku dengan jarimu Aku nggak tahan lagi?Kutusuk-tusukkan jari Bimbim dalam-dalam.

Dan setelah kurasakan ia mulai menggerakkan jarinya keluar masuk, aku lalu meneletangkan tubuh ke belakang, sampai kepalaku bertumpu pada pahanya.

Ugh egh kunikmati kocokan jari Bimbim di vulvaku.

Kurasakan cairanku menderas. Mataku membeliak menikmati surga dunia itu. Gilanya, kemudian aku merasa pahaku ditarik ke atas dan sekarang bukan lagi jari Bimbim, melainkan lidahnya yang yang menusuk-nusuk memasuki memekku.

Ia memang tidak membuka celana dalam-ku, hanya menyibakkan bagian bawahnya lebar-lebar.

Seeer cret suuur?aku sampai ke klimaks. Pantatku berkejat-kejat mengejan gemetaran dan Bimbim menelan semua maniku sampai aku lemas.

Ia terus menyedot dan menjilat-jilat. Sungguh edan! Tubuhku terjelepak di pahanya dengan nafas ngos-ngosan.

Namun kurasakan jemari Bimbim menggantikan lidahnya menusuki lubang memekku. Tidak hanya satu jari, tapi 2 kadang 3 jari masuk bareng!

Cukup, Bim..pintaku.

Belum, bu,jawabnya sambil terus merangsang klitorisku, wanita biasanya bisa mencapai orgasme berkali-kali. Aku mau buktikan itu,katanya.

Tak menunggu lama, ucapan Bimbim terbukti. Syahwatku memuncak lagi dan cairanku mengucur lagi.

Bimbim mengerjaiku dengan cara itu sampai aku empat kali orgasme. Apa ia juga melakukan hal ini pada istrinya, anakku?

Nah, sekarang terbukti aku lebih kuat kan, bu. Aku belum sekalipun buka celana dalam tapi ibu malah memaksaku mengocok memek ibu? 

Aku benar-benar tak kuat, Bim. Sudah bertahun-tahun aku tak pernah merasakan kenikmatan dan sekarang kamu merangsangnya terus sejak semalaman. Siapa bisa tahan? 

Apa itu berarti ibu tidak mau pakai celana dalam lagi? 

Aku tetap pakai dan kamu juga.

Aku takut hamil? 

Setelah empat kali orgasme berturut-turut, tulang-tulangku seperti dilolosi. Pelan kugeser tubuhku turun dari ranjang mengambil celana dalam baru dari tas lalu tanpa sungkan kupakai di depan Bimbim.

Kamu juga harus ganti celana dalam baru, Bim, kan sudah bau bekas sperma kemarin kan.. 

Iya, iya, busekalian aja nanti waktu mandi. Sekarang aku ingin ibu ganti memuaskanku? 

Tangan Bimbim menggapaiku dan mendudukkan pantatku tepat di atas zakarnya.

Kugoyang-goyang pantatku sampai Bimbim mendesis-desis sambil meremasi toketku. Kupercepat rangsanganku pakai tangan.

Kugenggam zakar di balik celana dalam itu dan kukocok-kocok sampai 15 menit barulah kemudian Bimbim memelukku erat-erat sambil menyemburkan sperma di dalam celana dalam nya.

Setelah habis kuperas, ia memelukku dan menggulirkan tubuh kami ke ranjang. Kami terdiam.

Kudengar nafasnya agak memburu. Kami benar-benar capai berpacu dalam birahi.

Bel makan siang berbunyi tapi kami tetap tak beranjak keluar kamar. Kami hanya makan roti dan minum minuman kaleng yang dibeli Bimbim, entah apa tapi rasanya agak hangat di badan. Selama ini kami masih bertahan pakai celana dalam.

Aku akan berusaha sampai ibu buka celana dalam sendiri,  tekadnya sambil mengecup dan menggigit-gigit telingaku, mengecupi wajahku, menciumi bibirku, menjilati dagu, leher, dada, menyedoti toketku kiri-kanan, turun terus sampai aku menggelinjang ketika lidahnya sampai di perutku, pusar dan terus turun.



Menyelip-nyelip di celana dalam di daerah selangkanganku.

Menyentuh-nyentuh lubang memek, menerobos sampai klitorisku dapat diemut dan dimainkan dengan lidahnya.

Uuffgghh kurasakan nikmat mengalir dari selangkangan sampai ke kepalaku. Kutekan kepala Bimbim keras-keras.

Aa aku nggak kuat, Bim hsshh hsshhh.. enaaak banget nikmaaat?tanpa sadar tanganku beralih ke celana dalamku dan cepat melepasnya.

Bimbim membantuku melepas celana dalam itu setelah melewati paha. Kini aku bugil gil dengan paha ngangkang dijilati menantuku! Suur cret .cret aku orgasme lagi dengan paha ngangkang berkejat-kejat.

Mungkin ini yang ke-10 kali sejak kemarin. Dan lagi-lagi Bimbim melahapnya dengan ganas, menyedot, mengisapku sampai kering.

Terbukti, kan, ibu sudah buka celana dalam sendiri,bisiknya sambil menaikiku lagi hingga bibirnya mencapai bibirku dan selangkangannya menekan memekku.

Sekarang ibu akan kupaksa membuka celana dalamku juga?desisnya samibl menekan-nekan dan memutar-mutar tonjolan celana dalamnya ke memekku.

Batang besar yang tercetak di celana dalam itu sekarang masuk memanjang di bibir memekku.

Digesekkannya naik turun membangkitkan birahiku lagi. Remasan di toketku dan mungkin pengaruh minuman kaleng tadi mempercepat syahwatku naik lagi.

Ja .jangan, Bim. Jangan perkosa aku nanti hamil?erangku sambil memelukkan pahaku ke pahanya dan tanganku ke punggungnya, tak kuat merasakan rangsangan yang melanda.

Tidak, bu tapi ibu sendiri yang bakal minta kuperkosa. Ibu ingin zakarku masuk ke memek ibu, kan? 

Jang jangan, Bim .. eegghhh?aku harus mengejan lagi hendak mengeluarkan mani. Namun mendadak Bimbim berbalik dan membuat posisi 69.

Lidahnya kini bebas memasuki memekku tanpa halangan celana dalam, sedangkan tonjolan besar zakarnya tepat di depan wajahku yang mau tak mau terpaksa kupegang supaya tidak menekan wajahku terlalu kuat.

Berdenyut-denyut benda tumpul kenyal itu di genggamanku. Kukocok-kocok dan, karena ukuran celana dalamnya yang kecil, membuat kepala zakar itu sekarang muncul di perutnya.

Jilat, bu iseppintanya sambil mengarahkan tonjolan itu ke mulutku. Aku yang sudah tak mampu berpikir jernih perlahan tapi pasti menuruti permintaan gilanya yang belum pernah kulakukan pada suamiku sekalipun.

Ufh.. kukulum-kulum kecil ujung penisnya dan membuat benda panjang itu semakin keluar dari celana dalam, seperti ular.

Kupegang batang ular itu sementara kepalanya masuk ke mulutku semakin dalam. Semakin dalam dan semakin bergelenyar, berkejut-kejut di mulutku.

Agar lebih leluasa, celana dalamnya semakin kuturunkan dan sekejap kemudian tanpa sadar celana dalam itu sudah kulepas dari pahanya!

Lagi-lagi Bimbim membuktikan keampuhan rangsangannya pada tubuhku. Kocokan zakarnya di mulutku semakin cepat, cepat dan craaat croot crooot! Spermanya kontan memenuhi mulutku, ada yang tertelan, ada yang meleleh keluar dari bibirku.

Sementara bibir bawahku pun memancarkan maninya lagi bertubi-tubi disambut oleh mulut Bimbim yang menampungnya sampai tuntas.

Tuntas tas, sampai kami berdua terjelepak kecapaiannya di ranjang. Gemuruh dada dan sengal-sengal nafas kami memenuhi udara kamar mesum itu.

Thanks ya bu. Ibu sudah buka celana dalamku, berarti aku boleh melakukan apa saja dengan penisku pada ibu kan?tanyanya menggodaku.

Ta tapi jangan kau hamili aku, Bim? 

Memang ibu masih bisa hamil? 

Masih, Bim meski sudah 44 tahun aku masih mens? 

Ya, nanti kita atur sajalah, bu yang penting aku boleh masukkan penis ke sini kan?rajuknya sambil mengelus memekku dan membawa tanganku memegang penisnya.

Tap tapi pelan-pelan saja ya Bim dan jangan dikeluarkan di dalam?akhirnya aku memenuhi desakan nafsunya.

Thanks, bu,katanya lagi sambil mengecupku dan menunggangiku lagi. Mengangkangkan pahaku lagi lalu memacuku. Bagai joki tak kenal lelah.

Aku pun rela jadi kuda pacu lagi. Terlebih setelah merasakan barang panjang itu berkembang lagi bergerak-gerak di selangkanganku. Menusuk-nusuk mencari jalan masuk.

Bim, egh, Bim jangan masukkan Bim..aku masih takut-takut. Tapi Bimbim tak peduli dan tetap mengarahkan kepala zakarnya ke memekku.

Menggosok-gosok pintu lubang, menjujut-jujut mau masuk. Kurapatkan paha, tapi tangan Bimbim cepat membukanya lagi, menekan ke kiri-kanan dan bleess .. zakar panjang itu ambles ke dalam memekku yang licin penuh lendir mani.

Bim, gila kamu!Badanku melenting ke atas memeluknya, merasakan sensasi gila di selangkangan.

Yah, akhirnya sambil duduk kunikmati kocokan zakar Bimbim yang memaju-mundurkan pantatku.

Sakit, nikmat, nafsu syahwat campur jadi satu.

BimBim jangan keluarkan di dalam?aku mengingatkan tapi Bimbim malah tambah rapat memeluk pantat belakangku dan menggerakkan pantatnya sendiri maju-mundur, keluar masuk.

Aku mau sampai tuntas, bu..bisiknya di sela-sela deru nafasnya.

Aku bisa hamil, Bim! 

Aku tak percaya. 

Serius, Bim! 

Sekarang kita nikmati saja, bu hamil urusan nanti.Gocohannya tambah keras dan aku malah semakin menggigil merasakan nikmat syahwat itu sampai ke ubun-ubun. Ketakutan akan kehamilan pun jadi terlupakan.

Bimbim mendorongku telentang ke ranjang dan dia lalu jadi joki piawai. Mengolah gerakan pantatnya, zakarnya keluar masuk, naik turun, mencangkul, menusuk, mengobrak-abrik memekku.

sampai akhirnya dia menekan sangat keras dan crooot crooot crooot cruuut cruut cret ! Sperma hangat mengaliri rahimku dan akupun mengejan berkejat-kejat lagi menumpahkan mani.

Memeluk punggung dan pahanya erat-erat. Kami mencapai puncak bersamaan. Dan ini kali pertama zakarnya bersarang di memekku tanpa bisa kularang karena aku juga menginginkan. Resiko hamil kujadikan urusan belakang.

Kenikmatan itu terus kami reguk setelah mandi dan makan malam. Semalaman lagi kami bergumul memanjakan syahwat hingga terdengar sirene kapal memberitahukan bahwa pelabuhan tujuan sudah kelihatan.

Namun untuk mencapai pelabuhan itupun masih perlu waktu dua jam lagi dan itupun terus kami gunakan mereguk madu nafsu di kapal itu.

Kami biarkan penumpang lain turun lebih dulu supaya mereka tidak melihat tubuh dan wajah kami yang kusut masai pucat pasi kehabisan mani.

Setelah itu dua bulan aku menemani anakku di Irian Jaya, dan dua bulan itu pula kami secara sembunyi-sembunyi terus berzinah.

Demikian pula sewaktu Bimbim mengantarku pulang ke Jawa Timur, kami memilih naik kapal laut lagi, bahkan kami sempat menginap tiga hari di hotel Surabaya sebelum pulang ke rumah.

Tahun depan, aku berharap Bimbim mau menjemputku untuk menengok anakku lagi. Setelah merasakan kelelakian Bimbim, rasanya aku jadi tak kuat puasa berlama-lama.

Aku tak mau dengan laki-laki lain. Dan kukira aku harus segera sterilisasi untuk mencegah kelahiran anakku sekaligus cucuku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar